Rabu, 10 Desember 2014


SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

A. Definisi Sistem Informasi Geografis

        Munculnya Sistem Informasi Geografis (SIG) tidak terlepas dari kebutuhan manusia terhadap informasi geografis seperti persebaran penduduk, tingkat perkembangan ekonomi masyarakat, distribusi sumber
daya makanan, dan informasi geografis lainnya yang semakin besar.Kebutuhan tersebut harus cepat disajikan dan dapat langsung dimanfaatkan oleh yang bersangkutan. Dahulu, kebutuhan akan informasi geografis biasanya disajikan dalam bentuk peta manual dengan informasi bermacammacam
tetapi terpisah, tetapi kini berkat SIG, berbagai informasi gegrafis dapat disajikan secara terpadu
          Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknik pembuatan peta tidak lagi dilakukan secara konvensional, yaitu dikerjakan dengan tangan dan mengandalkan kejelian mata. Akan tetapi, saat ini sudah dikembangkan dengan menggunakan komputer sehingga proses pembuatan
peta menjadi lebih mudah dan cepat. Penggunaan Sistem Informasi Geografis meningkat tajam sejak tahun 1980-an. Peningkatan pemakaian sistem ini terjadi di kalangan pemerintah, militer, akademis, atau bisnis,terutama di negara-negara maju.
           BAKORSURTANAL (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional) menjabarkan SIG sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi, dan personal yang didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis, dan
menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. Menurut Burrough P.A (1986), SIG adalah alat yang bermanfaat untuk mengumpulkan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan, serta pengubahan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.

Dari paparan pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa SIG merupakan sistem (unsur-unsur yang saling mendukung) informasi (fisik dan sosial), dan geografi (fenomena yang terjadi baik pada lapisan
atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan atmosfer). Inti SIG adalah proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data menjadi informasi yang akurat, mudah dipahami, dan bermanfaat bagi para pengguna informasi tersebut.


B. Komponen Sistem Informasi Geografis
SIG merupakan sistem, sehingga terdapat komponen-komponen yang saling berkaitan dan mendukung. Pada dasarnya komponen-komponen tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi peran manusia sebagai pengelola sangat penting, sehingga komponen SIG secara lengkap terdiri atas perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan manusia.
1.       Perangkat keras (hardware), yaitu komponen SIG yang berupa perlengkapan yang mendukung kerja SIG. Perangkat keras ini terdiri dari seperangkat komputer seperti CPU, monitor, printer, digitizer,scanner, plotter, CD Room, floopy, dan flashdisk. Perangkat keras lain yang digunakan adalah plastik transparan dan ballpoin warna transparan.
2.       Perangkat lunak (software), yaitu komponen SIG yang berupa programprogram yang mendukung kerja SIG, seperti input data, proses data, dan output data, di samping program kerja seperti Mapinfo, Arcview,dan sebagainya.
3.       Komponen manusia sebagai pengguna, yaitu pelaksana yang bertanggungjawab dalam proses pengumpulan, proses, analisis, dan publikasidata geografis.

Dalam SIG terdapat berbagai peran dari berbagai unsur, baik manusia sebagai ahli dan sekaligus operator, perangkat alat (lunak/keras) maupun objek permasalahan. SIG adalah sebuah rangkaian sistem yang memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan analisis spasial. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer untuk melakukan pengolahan data-data berikut ini.
1. Perolehan dan verifikasi
2. Kompilasi
3. Penyimpanan
4. Pembaruan dan perubahan
5. Manajemen dan pertukaran
6. Manipulasi
7. Penyajian
8. Analisis

Pemanfaatan SIG secara terpadu dalam sistem pengolahan citra digital adalah untuk memperbaiki hasil klasifikasi citra. Dengan demikian, peranan teknologi SIG dapat diterapkan pada operasionalisasi
pengembangan teknologi pengindraan jauh.Bagian Vegetasi Bagian Jalan Bagian Ketinggian Bagian Bangunan Layers, prinsip kerja SIG yang paling mendasar adalah memadukan berbagai informasi dalam bentuk layers untuk membentuk informasi baru. 66 Sistem Informasi Geografi Hasil analisis SIG pada akhirnya berupa peta komposit yaitu peta akhir yang menyajikan informasi secara lengkap . Meskipun samasama peta, tetapi antara SIG dengan peta mempunyai perbedaan yang ditandai dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kekurangan dan

kelebihan antara SIG dan pemetaan manual disajikan dalam tabel 4.1
Tabel 4.1
Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan antara Peta dan SIG
unsur
peta
sistem informasi geografis
kekurangan
a. Bahan tidak stabil
a. Biaya tinggi serta pemeliharaan terus menerus.

b. Biaya tinggi waktu updating
b. Biaya tinggi untuk data awal.

c. Format ruwet
c. Perlu keahlian khusus

d. Memakan tempat penyimpanan
d. Kompatibilitas data sulit

e. Susah untuk memperbaharui
e. Output hard copy dalam skala peta mahal



kelebihan
a. Mudah untuk dibawa
a. Sangat efisien untuk lapisan peta yang baik

b. Mudah untuk dipakai
b. Cepat untuk cek update

c. Bentuk standar
c. Pemeliharaan data per unit murah

d. Umum
d. Data atribut dan peta mudah dimanipulasi


dengan mudah

e.teknologi biasa
e. Interaktif antara peta dan komputer

C. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis

1. Perencanaan Pembangunan
Sebagai negara berkembang, negara kita terus mengalami proses pembangunan. Pembangunan merupakan konsekuensi tanggung jawab negara dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Agar pembangunan tersebut bisa berlangsung dengan baik, lancar, dan tepat sasaran maka dibutuhkan data informasi yang akurat. Data-data yang disediakan oleh SIG dapat dijadikan acuan agar proses pembangunan dapat berlangsung sesuai yang diharapkan. Berikut ini dua contoh manfaat SIG dalam perencanaan pembangunan.

a. Perencanaan pembangunan bendungan dengan memperhitungkan
faktor-faktor:
1) luas genangan air dan volume air;
2) luas desa yang tergusur;
3) luas lahan pertanian yang tergenang air;
4) volume urukan untuk membendung;
5) debit masuk dan keluarnya volume air;
6) luas lahan pertanian yang akan dialiri;
7) rencana pembuatan pembangkit listrik;
8) rencana pembangunan jalan di sekitarnya;
9) dampak pembangunan bendungan di masa yang akan datang.

b. Permukiman transmigrasi, yaitu:
1) penentuan lokasi berdasarkan lokasi pemukiman yang telah ada;
2) penentuan lokasi berdasarkan kesuburan lahan pertanian;
3) lokasi rumah-rumah untuk pemukiman transmigran;
4) rencana jaringan jalan dan pembuatan jembatan;
5) rencana jaringan irigasi;

2. Inventarisasi Sumber Daya Alam
Proses pembangunan membutuhkan ketersediaan sumber daya alam. Informasi tentang sumber daya alam secara cepat dan akurat sangat dubutuhkan untuk mendukung proses pembangunan. Dengan bantuan perkembangan teknologi SIG dapat mendukung menyediakan informasi tentang sumber daya alam. Adapun manfaat SIG dalam inventarisasi sumber daya alam adalah sebagai berikut.
·         Inventarisasi sumber daya air, terutama jumlah distribusi dan kualitasair, baik air permukaan maupun air tanah.
·         Inventarisasi sumber daya lahan yang terdapat di suatu daerahterutama mengenai ketersediaan, kesesuaian, dan kemampuan lahandalam mendukung proses pembangunan.
·         c. Inventarisasi sumber daya mineral, yaitu informasi tentang jenis, kualitas, cadangan, dan persebaran mineral sebagai salah satu faktorpenting dalam proses pembangunan.
·         d. Inventarisasi sumber daya hutan, yaitu informasi yang meliputi luas, jenis, perkembangan, pemanfaatan, dan kerusakan hutan.68 Sistem Informasi Geografi
·         e. Inventarisasi sumber daya laut, yaitu informasi tentang kandungan, permasalahan, dan pemanfaatan laut sebagai basis sumber daya pembangunan.

3. Pemasaran Produk Industri
Perkembangan teknologi informasi semakin cepat dan terbuka sehingga
mendorong ketatnya persaingan dalam bidang pemasaran produk. Dalam
situasi seperti ini perusahaan harus mampu mengemas pemasaran secara
efektif, efisien, murah, dan cepat. Untuk tujuan tersebut perusahaan harus
mempunyai data lengkap dan akurat mengenai hal-hal berikut ini.
a. Data jumlah penduduk.
b. Data persebaran penduduk.
c. Data kondisi ekonomi penduduk.
d. Data tren konsumsi masyarakat.
e. Data pusat-pusat kerumunan masyarakat, dan sebagainya.
Dengan analisis yang baik SIG akan mampu membantu perusahaan
untuk memasarkan produknya secara baik.

D. Proses dalam Sistem Informasi Geografis

1. Cara Manual (Konvensional)
Cara ini dilakukan dengan pengolahan data melalui perhitunganperhitungan dengan menggunakan alat bantu sederhana. Ketepatan dan ketelitian hasil yang diperoleh selain bergantung kepada ketepatan dan
ketelitian data yang terkumpul, juga bergantung kepada keterampilan dan ketelitian orang yang mengolah data tersebut.

2. Cara Modern
Cara modern dilakukan melalui pengolahan data melalui komputer sehingga pengolahan data dapat diselesaikan lebih cepat dan ketelitian hasilnya juga lebih tinggi. Komputerisasi dalam SIG dipastikan dapat memberikan berbagai keunggulan.
a. Pengolahan data lebih mudah dan cepat.
b. Jika terjadi kesalahan dalam memasukkan, data mudah di update.
c. Jika membutuhkan data yang terdahulu, data yang dimaksud mudah dicari.
d. Data lebih aman karena dapat dikunci dengan kode atau secara fisik.
e. Penyimpanan data lebih hemat dan ringkas.
f. Mudah dibawa atau dipindahkan.
g. Relatif murah.

1. Kegiatan Input Data SIG
Data dalam SIG dibedakan menjadi dua, yaitu data grafis dan data non-grafis. Data grafis adalah data
yang disimpan dalam bentuk titik, garis, dan area. Data tersebut merupakan kenampakan yang dapat dilihat dalam bentuk titik koordinat, simbol, dan tata nama. Data non-grafis adalah data yang menunjukkan karakteristik, kualitas, serta keterkaitan antar kenampakan dalam peta atau data grafis.
Berdasarkan sumbernya, data SIG dapat dibedakan menjadi tiga bagian.
a.       Data lapangan/terristris, yaitu pengumpulan data yang diperolehlangsung dari pengukuran lapangan. Misalnya pengukuran pH tanah, salinitas air, curah hujan suatu wilayah, sensus penduduk,dan sebagainya.
b.      Data peta, yaitu informasi yang terekam pada peta kertas atau film, kemudian dikonversikan kedalam bentuk digital. Misalnya peta geologi, peta tanah, peta kemiringan lereng, peta kependudukan, dan sebagainya. Apabila data sudah terekam dalam bentuk peta, kita tidak lagimemerlukan data lapangan, kecuali untuk pengecekan kebenarannya.
c.       Data citra pengindraan jauh, yaitu pengumpulan data berupa foto udara atau citra satelit. Dapat diintepretasikan terlebih dahulu sebelum dikonversikan kedalam bentuk digital, sedangkan citra yang diperoleh dari satelit dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah iadakan koreksi sebelumnya.

Cara memasukkan data ke dalam SIG dapat dilakukan melalui tigacara, yaitu penyiaman, digitasi, dan tabulasi. Penyiaman (scanning) adalah proses mengubah data grafis kontinu menjadi data grafis diskrit yang terdiri atas sel-sel penyusun gambar. Digitasi merupakan proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis digital dalam struktur vektor. Tabulasi adalah proses memasukkan data atribut SIG dengan pembuatan tabel. Pembuatan tabel dalam SIG sangat penting karena tidak semua data SIG dalam bentuk grafis, tetapi ada juga yang berbentuk non-grafis. Skema proses kerja Sistem Informasi Geografis, yaitu kombinasi kerja antara hardware, software, pengumpulan data dan informasi, serta manajemen data atau pengguna.

2. Kegiatan Penyimpanan dan Pemrosesan Data
Kegiatan penyimpanan merupakan proses pengaturan dan penyimpanan data input yang ditempatkan pada posisi-posisi tertentu agar data tersebut sewaktu-waktu dapat diproses tanpa mengalami kesulitan. Data tersebut kemudian diproses sesuai dengan tujuan yang direncanakan untuk menghasilkan data baru hasil pengolahan SIG. Pengolahan data secara manual dilaksanakan dengan menggunakan cara overlay (tumpangsusun). Pengolahan dengan komputer dilakukan dengan menggunakan programprogram yang sesuai kebutuhan.

3. Kegiatan Pelaporan Data
Kegiatan pelaporan data merupakan proses menampilkan hasil pengolahan data setelah sebelumnya dianalisis. Data yang ditampilkan dapat berupa peta, tabel, grafik, atau video.

4. Kegiatan Transformasi Data
Transformasi data merupakan proses analisis dan pembaharuan data yang telah diolah sebelum data ini digunakan oleh pengguna. Kegiatan ini berlangsung terus menerus, artinya hasil SIG suatu ketika akan mengalami pembaharuan sesuai dengan situasi dinamis obyek.
  SIG mempunyai beberapa kemampuan analisis spasial yang utama, di antaranya adalah sebagai berikut.
·         Analisis tumpang susun (overlay) untuk mengetahui daerah yang diliputioleh dua karakteristik dari tema yang berbeda.
·         b. Analisis overlay untuk mengetahui perubahan batas dari waktu kewaktu.
·         Analisis sebaran/distribusi dari suatu objek untuk mengetahui variasipola dan jumlah atribut terhadap ruang.
·         Analisis aliran (flow) di dalam suatu jaringan untuk menganalisis polaaliran. Misalnya jalan raya dan sungai.
·         Analisis tiga dimensi, yaitu analisis yang menampilkan tiga dimensiuntuk lebih memudahkan pengguna dalam memanfaatkan hasil SIG.

5. Kegiatan Interaksi dengan Pengguna Data (User)
Interaksi merupakan proses akhir dalam tahapan-tahapan SIG, di mana data yang telah dikumpulkan dan diolah hasilnya akan digunakan dalam bidang tertentu. Contohnya ketika seorang pengembang perumahan membutuhkan data akhir tentang kesesuaian lahan untuk permukiman. Data kesesuaian lahan merupakan proses akhir SIG yang mengkombinasikan informasi-informasi ketersediaan air tanah, kemiringan lereng,dan gerakan tanah.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...